JOGJA - Jumlah pendaftar di SMK-SMTI Yogyakarta tahun ini meningkat 30 persen melalui Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Total ada 6.025 pendaftar dengan daya tampung atau kuota 344 siswa.

"Perbandingan pendaftar dan daya saing yakni 1:17,5 orang," ujar Sekretaris SPMB SMTI 2025 Yahya Farqadain kepada Radar Jogja, Jumat (13/6).

Artinya, tingkat keinginan masyarakat untuk mendaftar bersekolah di SMK-SMTI relatif tinggi.

Animo pendaftar pada tahun sebelumnya sekitar 4.000 pendaftar, sedangkan tahun ini naik 30 persen.

"Harapannya, ke depan dapat terus meningkat setiap tahunnya dan diimbangi dengan daya tampung yang juga meningkat," tuturnya.

Tahun ini membuka empat Jarvis (Jalur Penerimaan Vokasi Industri) SPMB di SMK-SMTI Yogyakarta. Mulai dari Jarvis Rapor, Jarvis Reguler, Jarvis Rekomendasi Industri dan Jarvis Bersama.

Berdasarkan keempat jalur tersebut, jumlah total pendaftar secara kumulatif sebanyak 6.025 pendaftar. Sedangkan kebutuhan atau kuota siswa 344.

"PPDB kali ini, SMTI tidak menggunakan Tes Potensi Akademik (TPA) namun dengan Computer Bassed Test (CBT) ditambah tes wawancara," kata pria yang juga guru mekatronika SMK-SMTI Yogyakarta itu.

Mekanisme seleksinya, pada Jarvis Rapor menggunakan nilai dari rapor siswa, Jarvis Reguler menggunakan tes mata pelajaran Matematika, Jarvis Bersama itu dengan tes potensi akademik dan Jarvis Rekomendasi Industri dengan rekomendasi minimal setingkat manajer pada suatu perusahaan.

Terdapat perbedaan mekanisme dari tahun lalu, yakni pada Jarvis Reguler yang di pisah menjadi tiga gelombang pendaftaran.

Jadi siswa yang memang berniat mendatar disana punya tiga kesempatan untuk ikut seleksi.

"Misal tes pertama gagal, dia bisa mempersiapkan diri mengikuti tes kedua dan ketiga," tandasnya.

Mekanisme tersebut juga dinilai menjadi salah satu aspek yang membuat tingginya animo pendaftar SMK- SMTI Yogyakarta tahun ini.

Sedangkan tahun lalu, yang jalur reguler hanya terdapat satu gelombang.

Ia berharap, PPDB kali ini siswa yang diterima dapat tepat sasaran. SMK-SMTI Yogyakarta merupakan penghubung antara siswa dengan dunia industri, jadi lulusan SMTI dipersiapkan untuk bisa mengembangkan industri ketika sudah lulus.

"Goalnya kan lulus langsung bekerja," terangnya.

Menurutnya, aspek strategi promosi juga berpengaruh dalam menggaet pendaftar.

Tim sekolah mempunyai cara jitu yakni mengajak siswa untuk melakukan promosi di sekolah SMP tempat mereka dulu belajar. "Mereka memberikan gambaran kepada adik-adik kelasnya jadi komunikasinya sefrekuensi," ujarnya.

SMTI, lanjutnya, walaupun dalam kondisi efisiensi anggaran namun tetap berkomitmen untuk mencetak lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Terbukti dengan animo pendaftar tahun ini yang tidak turun, namun malah meningkat.

Sebagai sekolah di bawah naungan Kementerian Perindustrian, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut 100 persen lulusan unit pendidikan vokasi yang berada di bawah Kemenperin, dipastikan diterima bekerja di sektor industri. Kualitas pendidikan hingga jejaring industri dinilai semakin baik.

"Tapi perlu ditambah dari jumlah atau kuantitasnya. Aspek kuantitas juga terus ditingkatkan, baik program kelas atau SDM, untuk memenuhi kebutuhan industri" pesannya.

Menurutnya pola kebutuhan SDM yang unggul dan kompeten di sektor industri juga terus bertambah secara signifikan.

Fenomena tersebut jadi indikator yang positif, karena berarti menunjukkan signifikansi sektor industri di Indonesia yang terus maju dan berkembang.

Repost :

https://radarjogja.jawapos.com/pendidikan/656139773/pendaftar-smk-smti-yogyakarta-tahun-ini-naik-30-persen6025-siswa-bersaing-dapatkan-344-kursi