Wed, 24 Sep 2025 Writer HUMAS

SMK-SMTI Yogyakarta Jalani Penilaian Perdana TVET 4.0, Siapkan Lulusan Siap Kerja di Industri

YOGYAKARTA - SMK-SMTI Yogyakarta resmi mengikuti proses penilaian perdana Technical and Vocational Education and Training (TVET 4.0) pada tahun 2025.

Program yang merupakan instrumen pengukuran kesiapan satuan pendidikan vokasi dalam menghadapi era industri 4.0 ini digagas oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI, dan sebelumnya hanya diterapkan di tingkat politeknik.

Kepala SMK-SMTI Yogyakarta, Rr Ening Kaekasiwi, menyampaikan bahwa penerapan TVET 4.0 di tingkat SMK merupakan langkah penting dalam memastikan mutu pembelajaran vokasi agar selaras dengan kebutuhan industri terkini.

 

“TVET adalah pendidikan dan pelatihan vokasi yang membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja di bidang industri 4.0. Penilaiannya mengacu pada standar dari Jerman, dan menjadi alat ukur kesiapan satuan pendidikan di lingkungan Kemenperin dalam menghasilkan SDM industri yang kompeten,” ungkapnya.

 

Meski penilaian baru dilaksanakan tahun ini, Ening menuturkan bahwa persiapan telah dilakukan sejak 2020 sebagai bagian dari target kinerja tahunan sekolah.

 

“Kami sudah menjalankan berbagai kegiatan yang menjadi indikator penilaian, seperti penguatan kurikulum, penyediaan infrastruktur, pelatihan guru produktif, hingga kerja sama dengan industri. Tahun ini kami hanya mengkompilasi bukti-bukti fisiknya dalam bentuk dokumentasi dan laporan,” jelasnya.

Proses assessment dilaksanakan secara daring di Ruang Kusuma 2 SMK-SMTI Yogyakarta, dihadiri dua asesor dari BPSDMI Kemenperin.

 

Dalam sesi tersebut, sekolah menghadirkan siswa yang masih belajar, siswa yang sedang melaksanakan PKL, guru produktif, serta perwakilan industri untuk memberikan testimoni dan wawancara langsung.

 

Penilaian TVET 4.0 mencakup tiga aspek utama, yakni input, proses, dan output. Input meliputi kurikulum, infrastruktur, sarana-prasarana, penganggaran, dan kesiapan SDM.

 

Proses menilai pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan proyek siswa di sekolah. Output menilai sejauh mana hasil pembelajaran tersebut dapat diterapkan di dunia industri, khususnya pada industri yang telah mengadopsi teknologi 4.0.

 

“Dalam penilaian, industri turut memberi testimoni langsung mengenai kualitas lulusan kami - apakah pengetahuan yang diperoleh di sekolah dapat diimplementasikan di industri mereka,” tambah Ening.

 

Menurut Ening, seluruh kompetensi keahlian di SMK-SMTI Yogyakarta dilibatkan dalam program TVET 4.0, meski beberapa program studi memiliki tingkat relevansi lebih tinggi terhadap penerapan industri 4.0.

“Yang paling siap untuk inovasi berbasis industri 4.0 adalah Teknik Mekatronika dan Teknik Kimia Industri. Untuk jurusan Kimia Analisis, biasanya berkolaborasi dengan jurusan lain, misalnya mengolah big data hasil deteksi dari jurusan Mekatronika,” terangnya.

 

TVET 4.0 hanya berlaku bagi satuan pendidikan vokasi di bawah naungan Kemenperin, dan tidak berlaku bagi SMK di bawah Dinas Pendidikan.

 

Setelah penilaian perdana tahun 2025 ini, program TVET akan menjadi agenda rutin tahunan, yang hasilnya digunakan dalam penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.

“Penilaian ini menjadi acuan seberapa siap sekolah dalam menyiapkan lulusannya untuk masuk ke industri 4.0. Hasilnya juga menjadi tolak ukur peningkatan mutu kinerja setiap tahun,” jelas Ening.

 

SMK-SMTI Yogyakarta juga aktif menjalin kemitraan dengan industri yang telah menerapkan teknologi 4.0, sebagai upaya memastikan lulusan dapat langsung terserap di dunia kerja.

 

“Kami membekali siswa dengan fasilitas pembelajaran yang sedekat mungkin dengan standar industri. Walau tidak bisa sepenuhnya sama, paling tidak mereka memiliki dasar yang kuat. Tantangan kami adalah memastikan siswa memilih industri yang tepat, karena tidak semua industri sudah menerapkan 4.0,” ujar Ening.

 

Ia menambahkan, jika sekolah berhasil meraih nilai maksimal TVET, yakni level 4, maka industri akan semakin percaya dan mau menyerap lulusan SMK-SMTI secara langsung.

Sebagai penutup, Ening menegaskan bahwa TVET 4.0 merupakan kebijakan strategis nasional yang harus didukung seluruh pihak.

 

“Ini adalah turunan dari arahan Menteri Perindustrian Bapak Agus Gumiwang. Kami wajib melaksanakannya, dan terus melakukan continual improvement setiap tahun.

Harapan kami, nilai TVET 4.0 meningkat dari tahun ke tahun, sehingga SMK-SMTI semakin dipercaya industri dan masyarakat,” ujarnya.

 

Ia juga berpesan kepada seluruh siswa, guru, dan dunia industri untuk terus mendukung penerapan TVET 4.0.

 

“Tetaplah berkarya, hasilkan yang terbaik untuk sekolah dan diri sendiri. Kerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati dan ikhlas, karena hasil maksimal hanya bisa lahir dari usaha yang maksimal pula,” pungkasnya.

 

Terkait serapan lulusan ke dunia kerja, hal ini juga ditegaskan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Menurutnya, 100 persen lulusan dari unit pendidikan vokasi di bawah Kemenperin telah terserap ke sektor industry.

“Kualitas pendidikan vokasi yang ada di bawah Kemenperin sudah bagus dan ideal. Baik dari pelaksanaan program maupun jejaring yang dibangun dengan industri,” jelasnya.


repost : https://radarjogja.jawapos.com/pendidikan/656594032/smk-smti-yogyakarta-jalani-penilaian-perdana-tvet-40-siapkan-lulusan-siap-kerja-di-industri

Berita Terkait
Writer 20 Feb 2025
Kenalkan Budaya Industri, SMK-SMTI Yogyakarta Gelar Kunjungan Industri ke 9 Perusahaan di Jawa Timur
Writer 06 May 2024
PPDB SMK SMTI Masih Berjalan, Kini Buka Kelas Baru Industri Baja
Writer 21 Feb 2024
SMPN 15 Yogyakarta Belajar Teknologi ke SMK SMTI Yogyakarta
Writer 27 May 2022
SMK SMTI Yogyakarta Gelar Temu Industri di Karawang dan Tangerang, Strategi Promosi dan Perluas Kerjasama Industri